Selasa, 06 Maret 2012

SDN KARANGREJEK II PERINTIS WARUNG KEJUJURAN

YOGYAKARTA - Sekolah Dasar Negeri Karangrejek, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, menjadi perintis keberadaan warung kejujuran tingkat sekolah dasar di kabupaten itu.
Kepala SeKolah Dasar Negeri (SDN) Karangrejek II Kabupaten Gunung Kidul Tulus DS di Wonosari, Senin mengatakan, keberadaan warung kejujuran di sekolahnya tersebut sudah diresmikan oleh staf ahli Bupati Gunung Kidul bidang Kemasyarakatan dan Sumber Daya Manusia Widodo , beberapa waktu lalu.
"Warung Kejujuran yang ada di SDN Karangrejek ini khusus menjual buku dan alat sekolah. Para siswa dalam membeli buku di warung itu bisa mengambil dan membayar sendiri tanpa diawasi penjaga warung," katanya.
Menurut dia, warung kejujuran yang diperuntukkan para siswa itu dimaksudkan untuk memberikan pengertian tentang kejujuran sejak dini, dan merupakan kewajiban bersama para pihak.
Saat ada di rumah merupakan tugas utama orang tua, dan di sekolah tugas para guru untuk memberikan pengertian itu, katanya.
Dengan warung kejujuran sangatlah tepat, siswa dilatih kejujuran dalam pembelian alat tulis, kata Tulus Djoko Sarwono.
Ia mengatakan, warung kejujuran merupakan realisasi Bansos Pendidikan Agama dan Akhlak Mulia, yang diberikan oleh Direktur Jenderal Pendidikan Dasar Kementerian Pendidikan Nasional pada 2011 sebanyak Rp32.500.000.
Bantuan itu, katanya, digunakan untuk kegiatan keagamaan, seni dan budaya, gerakan sekolah bersih dan sehat, penanaman kejujuran lewat warung kejujuran, pengajian, kedisiplinan dan sportivitas lewat olah raga. "Dengan kejujuran sebagai modal utama mencegah tindakan korupsi," kata Tulus DS.
Sumber: Kompas, 6 Maret 2012

MENUMBUHKAN CINTA AL-QURAN BENTUK GENERASI ROBBANI

PEKANBARU - Sekolah Manengah Islam Terpadu (SMPIT) Madani-LAZ Swadaya Ummah menggelar seminar nasional pendidikan Al Qur`an dengan menumbuhkan cinta Al Qur`an dalam membentuk generasi Robbani. Dimana materi keteladanan salafusshaleh dalam berinteraksi dengan Al Qur`an dan membangun cinta Al Quran dalam keluarga. Hadir sebagai pembicara Muhammad Yunus Lubis, Lc, MA dan Drs. Wirianingsih, Bc. Hk, M.Si. bertempat di Ballroom Hotel Ibis, Pekanbaru, Selasa (6/3).
Muhammad Yunus Lubis dalam ceramahnya, mengatakan realita dan fakta yang berkembang saat ini. Dimana umat Islam lebih banyak menyentuh HP atau Al Qur`an, baca koran atau Al Qur`an, membeli buku bisnis alias wirausaha atau Tafsir, merasa bangga meniru budaya asing ketimbang mengamalkan Al Qur`an.
"Jadi yang berubah Al Qur`an atau kita, Al Qur`an memang berubah tapi bukan isinya melainkan desainya lebih bagus, tulisanya lebih mudah dibaca, disertai dengan kemudahan yang lain. Tapi bukan itu yang diharapkan, akan tetapi bagaimana Al Qur`an itu bisa tumbuh dan dicintai di hati kita dan generasi muda yang Robbani," katanya.
Lebih lanjut Muhammad Yunus Lubis, bercerita tentang kisah Abu Muhammad Al-Ashabahani, dimana saat itu pada usia lima tahun di telah menghafal Al Qur`an dan pada usia empat tahun dia dibawa ke majelis Abu Bakar Al Muqri. Dimana sebahagian yang datang pada majelis itu mengatakan, `jangan kalian dengarkan Al Qu`an dari anak itu,` kata orang. Akhirnya beliau dites oleh Al- Muqri, membaca surat At-Takwir dan sebagaimana yang hadir berkata baca suroh Al-mursalah.
"Maka orang-orang itu merasa heran melihat anak kecil itu membaca ayat-ayat Al Qur`an dengan bagus. Untuk itulah, bagi para orang tua, tanamkanlah budaya dan baca Al Qur`an itu pada anak-anak kita sejak dini. Karena itu akan membentuk jiwa dan karakter generasi muda kita mendatang," ujarnya.
Sementara itu menurut Wirianingsih mengatakan, tahapan untuk membentuk anak dan generasi muda robbani bermula dari orang tua, keluarga, sekolah dan teman. Dimana orang tua harus memahami apa itu Al Qur`an, keutamaannya, kewajibannya terhadap Al Qur`an, gemar membaca Al Qur`an, punya visi terhadap anak didik dan saling bekerja sama.
"Orang tua harus mengkondisikan rumah `akbar` dengan Al Qur`an, murottal setiap hari dan tidak ada gambar-gambar syubhat yang dilarang, memasang kaligrafi ayat-ayat dengan menciptakan bacaan-bacaan islam, musik islam. Dan membiasakan keluarga bangun sebelum shubuh, budayakan sholat berjamaah di mesjid," katanya.
Sumber: Riauterkini, 6 maret 2012

GURU PAI JATENG GELAR SEMILOKA

SEMARANG - Musyawarah Guru Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (MGMP PAI) SMP, belum lama ini, menggelar seminar dan lokakarya (semiloka) bertema "Pengembangan dan Pembiasaan PAI pada Sekolah" di aula SMP Negeri 14 Semarang. Kegiatan itu menampilkan pembicara Dr H Nur Abadi SAg MPd (Kasi Kelembagaan dan Ketatalaksanaan Kanwil Kemenag Jateng). Acara dibuka Ketua Dewan Pembina MGMP PAI SMP Jateng Drs HM Nasikin MPd yang juga Kepala SMP Negeri 1 Demak.
Ketua MGMP PAI SMP Jateng Drs H Mahmudi MAg menjelaskan semiloka diikuti 67 peserta, terdiri atas pengurus MGMP PAI Kabupaten/Kota se-Jateng. Kegiatan itu merupakan hasil kerja sama antara Direktorat Pendidikan Agama Islam Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kemenag RI dan MGMP PAI SMP Jateng. "Ini merupakan upaya kami dalam meningkatan kualitas guru PAI di sekolah," katanya.
Pada kesempatan itu Dr Nur Abadi mengharapkan para guru agama Islam mampu mengimplentasikan panduan pembiasaan diri yang telah diterbitkan Kemenag, baik berupa intra maupun ekstrakurikuler. Dengan demikian, pada akhirnya peserta didik diharapkan mempunyai karakter dan peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana dimakusd dalam UU No 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas. Bahkan, lanjutnya, guru PAI dituntut mampu mengidentifikasikan detil-detil penerapan akhlak mulia di sekolah, di rumah dan di masyarakat.
Sumber : Suaramerdeka.com Rabu 15 Februari 2012
"Hal ini akan sangat sinergi dengan tujuan pendidikan agama Islam di sekolah yaitu membentuk pola pikir, pola sikap, dan pola tindak peserta didik yang mengarah pada akhlak mulia," tandasnya.
Menurut dia, untuk mewujudkan tujuan tersebut dapat dilakukan melalui kegiatan pembelajaran dan praktik pembiasaan. Hal ini sejalan dengan konsep pendidikan karakter bangsa yaitu kualitas perilaku kolektif kebangsaan yang khas. Semua itu tercermin dalam kesadaran, pemahaman, rasa, karsa dan perilaku berbangsa dan bernegara sebagai hasil olahpikir, olahhati, olahrasa dan karsa, serta olahraga seseorang atau sekelompok orang. (D10-91)
300 Mahasiswa STAIMUS Ikuti PPL
SOLO - Sebanyak 300 mahasiswa jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Sekolah Tinggi Agama Islam Mambaul Ulum Surakarta (STAIMUS) mengikuti Program Pengalaman kerja (PPL). Pelepasan mahasiswa PPL dilakukan oleh Ketua STAIMUS Drs H Syamsuddin MSI, Minggu (12/2) di kampus setempat Jl Sadewa No 14 Serengan, Surakarta.
"PPL merupakan perkuliahan lapangan yang wajib diikuti mahasiswa," kata Ketua Jurusan PAI Drs H Muh Samsuri MSI dalam siaran pers yang dikirimkan ke Suara Merdeka, Senin (13/2).
Berbagai sekolah yang menjadi tempat PPL mahasiswa STAIMUS antara lain SMP Muhammadiyah I, SMP Muhammadiyah VII dan SMP Al-Irsyad (Solo). Selain itu masih ada SMP Muhammadiyah II Karanganyar, MTS Negeri I Wonogiri, MTs Negeri Sukoharjo dan MTs Tamrinus Syibyan (Pati).
Para mahasiswa PPL diharapkan bisa belajar menerapkan berbagai teori yang didapat di bangku perkuliahan di sekolah tempat PPL dilaksanakan. (H61-91)
Kemdikbud Dorong Mahasiswa Kuliah ke AS
SEMARANG - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) mendorong mahasiswa kuliah ke AS untuk meningkatkan jumlah pertukaran pelajar. Hal itu diungkapkan Direktorat Kelembagaan dan Kerja Sama Kemdikbud Purnomo saat seminar tentang Sosialisasi Implementasi Comprehensive Partnership RI-AS di Kampus FISIP Undip, Senin (13/2).
Purnomo mengatakan, target yang ingin dicapai dalam sosialisasi tersebut adalah meningkatkan jumlah mahasiswa Indonesia yang belajar di Amerika Serikat selama empat tahun ke depan.
"Dengan demikian, langkah tersebut ikut mempertahankan pertumbuhan yang stabil dari pemohon visa pelajar Indonesia. Selain itu, juga meningkatkan dan memperkuat kemitraan antarperguruan tinggi yang mencakup penelitian bersama, pertukaran dosen, pertukaran mahasiswa, dan lainnya. Saya berharap kemitraan itu dapat meningkatkan program pertukaran pendidikan yang disponsori pemerintah, termasuk pendidikan guru," jelasnya.
Direktur Amerika Utara dan Tengah Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Bunyan Saptono mengatakan, seminar itu adalah cara untuk mendapatkan masukan dan menjadi wadah yang tepat untuk memperluas kerja sama di berbagai bidang dengan melibatkan semua pemangku kepentingan, termasuk akademisi, pelaku bisnis, dan masyarakat madani.
Seminar yang digagas Program Studi Hubungan Internasional (HI) FISIP Undip ini diikuti dosen, mahasiswa, dan instansi pemerintah yang menaruh perhatian terhadap masalah luar negeri.
Rektor Undip Prof Sudharto P Hadi MES PhD saat membuka acara mengatakan, seminar itu penting khususnya bagi pemerhati pendidikan luar negeri. Dia berharap dengan adanya sosialisasi tersebut Kemenlu dapat memperoleh masukan-masukan yang bermanfaat bagi penyempurnaan kerja sama antara RI-AS.
"Saya harap sosialisasi ini bisa menambah pengetahuan kita dan dapat memberi manfaat bagi kedua belah pihak," tandasnya.

KKG PAI PAYAKUMBUH DAPAT BANTUAN 50 JUTA DARI KEMENAG

PAYAKUMBUH-Kelompok Kerja Guru Pendidikan Agama Islam atau KKG-PAI Payakumbuh mendapatkan bantuan dari Menteria Agama Surya Dharma Ali. bantuan tersebut berjumlah Rp 50 juta. demikian terang Zamnia, ketua KKG-PAI Payakumbuh.
Zamnina menjelaskan bahwa bantuan tersebut atas prestasi KKG-PAI sebagai juara II Nasional dalam lomba KKG-PAI 2011. Ia menuturkan, uang tersebut akan dimanfaatkan dalam pengembangan Pendidikan Agama Islam. "Bantuan itu akan dimanfaatkan buat menunjang kegiatan Pelatihan Multi Cultural (MPC) bagi guru-guru SD di kota ini," jelas Zamnina.